Cara Menghitung IPK – Pasti kamu baru masuk perkuliahan ya? Atau mungkin kamu baru mau masuk kuliah? Hehe. Perlu diketahui sebelumnya bawa memang sistem penilaian di perkuliahan berbeda dengan di sekolah.
Di perkuliahan biasanya melakukan sistem IPK dengan nilai A, B, C, dan seterusnya. Angka-angka yang didapat pun biasanya berkisar 1-4. Untuk penilaiannya biasanya tergantung pada nilai kuis, nilai tugas, nilai Ujian Tengah Semester (UTS), nilai Ujian Akhir Semester (UAS), kehadiran di kelas, dan lain-lain.
Sedangkan sistem penilaian di sekolah hanya cukup dengan nilai angka saja yaitu biasanya berkisar antara 0-100. Kemudian dicantumkan didalam raport dan ada batas nilai lulusnya (KKM).
Lalu bagaimana cara menghitung IP atau pun IPK? Baik, mari kita pelajari.
Mengenal Sistem Penilaian di Perkuliahan
Sistem penilaian setiap mata kuliah biasanya adalah hasil konversi, misal nilai 80 maka dikonversi jadi A, nilai 75 dikonversi jadi B, dan seterusnya. Batas standar nilai umumnya seperti ini:
Rentang Nilai | Huruf Mutu | Angka Mutu | Predikat |
80-100 | A | 4 | Sangat Baik |
68-79,99 | B | 3 | Baik |
56-67,99 | C | 2 | Cukup |
45-55,99 | D | 1 | Kurang |
0-44,99 | E | 0 | Gagal |
Secara umum penilaiannya seperti diatas, namun biasanya batas rentangnya tergantung kebijakan setiap Universitas. Biasanya D dan E itu tidak lulus dan wajib mengulang mata kuliah.
Untuk penyebutan Huruf Mutu dan Angka Mutu setiap Universitas biasanya berbeda penyebutannya, ada yang menyebut Nilai, Poin, dan sebagainya, tapi intinya sama saja ada huruf A,B,C,D,E yang dikonversi menjadi 4,3,2,1,0.
Nah jika kamu di sekolah dapat nilai 85, maka di kuliah nilai kamu adalah A. Jika kamu dapat nilai 76, maka nilainya adalah B, begitu seterusnya.
Pengertian SKS (Satuan Kredit Semester)
SKS adalah singkatan dari Satuan Kredit Semester. Selain nilai, hal yang terlibat dalam menghitung IPK juga adalah SKS. Dimana SKS (Satuan Kredit Semester) itu simpelnya adalah jam pelajaran, misal mata kuliah Bahasa Indonesia adalah 2 SKS, maka artinya kamu akan belajar mata kuliah Bahasa Indonesia selama 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Umumnya satu jamnya itu selama 45 menit. SKS ini akan menjadi atribut dalam cara menghitung IPK.
Rumus Cara Menghitung IPK dan IP
Yuk sedkit-sedikit kita pahami dulu apa itu IP dan IPK juga rumusnya agar nantinya mudah memahami cara menghitung IPK.
Indeks Prestasi (IP)
Indeks Prestasi atau disingkat IP adalah nilai rata-rata dari semua mata kuliah yang telah diikuti dalam satu semester. Indeks prestasi ini biasanya akan mempengaruhi jumlah SKS yang dapat diambil pada semester berikutnya.
SKS adalah suatu besaran yang menunjukkan bobot mata kuliah yang juga merupakan jumlah jam pelajaran per minggu. Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa jika suatu mata kuliah memiliki SKS 3, artinya jam kuliah untuk mata kuliah tersebut adalah 3 jam pelajaran.
Berdasarkan metode penyebutan Huruf Mutu dan Angka Mutu, maka rumus menghitung IP adalah sebagai berikut.
IP = (Jumlah (SKS x Angka Mutu)) / (Jumlah SKS)
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
Indeks Prestasi Kumulatif atau biasa disebut IPK adalah nilai rata-rata dari seluruh mata kuliah yang diikuti sejak semester pertama sampai beberapa semester berikutnya. Jika IP itu untuk satu semester, maka IPK itu untuk minimal 2 semester.
IPK umumnya lebih menggambarkan prestasi akademik secara keseluruhan dari setiap individu mahasiswa yang bersangkutan. IPK juga akan menjadi identitas nilai akhir bagi mahasiswanya.
Seorang mahasiswa yang memiliki IPK tinggi biasanya lebih mudah dan dipercaya pada saat mengajukan beasiswa ke donatur, mengajukan menjadi asisten dosen, mengajukan penulisan skripsi, dan lain-lain karena beberapa hal tersebut biasanya akan memberlakukan batas minimal IPK. Rumus cara menghitung IPK adalah sebagai berikut:
Sudah mengerti kan sejauh ini? Mari kita masuk ke contoh cara menghitung IPK.
Cara Menghitung IPK dan IP Berdasarkan Ilustrasi Nilai
Misalkan saja ada seorang mahasiswa bernama Doni, Doni adalah salah seorang mahasiswa di Universitas Padjadjaran (Unpad). Doni saat ini menginjak semester 3, dan tiap semester Doni menyimpan rekapan nilainya.
Nah lalu bagaimana cara menghitung IP dan juga IPK milik Doni? Mari kita ilustrasikan. Cukup sajikan SKS, Huruf Mutu, dan Angka Mutu saja.
Daftar nilai semester 1
NO | MATA KULIAH SEMESTER 1 | SKS | Huruf Mutu | Angka Mutu | SKS x Angka Mutu |
1 | Pengantar Komunikasi | 4 | B | 3 | 12 |
2 | Dasar-dasar Organisasi | 3 | B | 3 | 9 |
3 | Matematika Dasar | 4 | A | 4 | 16 |
4 | Statistika Dasar | 4 | A | 4 | 16 |
5 | Bahasa Inggris | 4 | B | 3 | 12 |
JUMLAH | 19 | 65 |
Berdasarkan rumus cara menghitung IPK yang telah disajikan diatas, maka perhitungan untuk IP semester 1 adalah sebagai berikut:
IP = (Jumlah (SKS x Angka Mutu)) / (Jumlah SKS)
IP = (65) / (19)
IP = 3,42
Daftar nilai semester 2
NO | MATA KULIAH SEMESTER 1 | SKS | Huruf Mutu | Angka Mutu | SKS x Angka Mutu |
1 | Kewarganegaraan | 3 | A | 4 | 12 |
2 | Bahasa indonesia | 3 | B | 3 | 9 |
3 | Teori Ilmu Komunikasi | 4 | B | 3 | 12 |
4 | Komunikasi Masa | 4 | C | 2 | 8 |
5 | Etika Komunikasi | 3 | A | 4 | 12 |
6 | Statistika Lanjutan | 4 | B | 3 | 12 |
JUMLAH | 21 | 65 |
Berdasarkan rumus cara menghitung IPK yang telah disajikan diatas, maka perhitungan untuk IP semester 2 adalah sebagai berikut:
IP = (Jumlah (SKS x Angka Mutu)) / (Jumlah SKS)
IP = (65) / (21)
IP = 3,10
Daftar nilai semester 3
NO | MATA KULIAH SEMESTER 1 | SKS | Huruf Mutu | Angka Mutu | SKS x Angka Mutu |
1 | Perilaku Keorganisasian | 4 | A | 4 | 16 |
2 | Komunikasi Pemasaran | 4 | A | 4 | 16 |
3 | Pengantar Manajemen Pemasaran | 3 | A | 4 | 12 |
4 | Persuasi dan Retorika | 3 | B | 3 | 9 |
5 | Pemasaran Humas | 4 | B | 3 | 12 |
JUMLAH | 18 | 65 |
Berdasarkan rumus cara menghitung IPK yang telah disajikan diatas, maka perhitungan untuk IP semester 3 adalah sebagai berikut:
IP = (Jumlah (SKS x Angka Mutu)) / (Jumlah SKS)
IP = (65) / (18)
IP = 3,61
Nah itulah IP tiap semesternya, lalu berapakah IPK untuk 3 semester? Berdasarkan rumus cara menghitung IPK diatas, maka:
IPK = (Jumlah kumulatif (SKS x Angka Mutu)) / (Jumlah kumulatif SKS)
IPK = (65+65+65) / (19+21+18)
IPK = 3,36
Kurang lebih seperti itu lah cara menghitung IPK dan juga IP. Mudah bukan? Semoga bisa paham. Selanjutnya mari kita bahas beberapa hal yang berhubungan dengan IPK agar kita bisa mempersiapkan IPK sebagaimana mestinya.
Mengenal Istilah Cum Laude
Lulus cum laude merupakan idaman bagi setiap mahasiswa. Namun terkadang pada kenyataannya sangat sulit untuk mencapainya. Seiring semester meningkat, hasrat menggapai cum laude pun mulai menurun.
Meski nilai bukanlah tujuan utama yang harus dicapai didalam kuliah, tapi tidak ada salahnya kita mengejar prestasi akademis sebaik mungkin. Namun tetap lah pada jalur bahwa kita kuliah adalah untuk mencari ilmu, ketika kita sungguh-sungguh maka otomatis mendapat nilai bagus pun bukanlah hal yang sulit.
Arti Cum Laude
Cum Laude adalah gelar kehormatan Latin yang berarti “dengan kehormatan” atau “dengan pujian”. Gelar ini diberikan kepada pelajar sarjana atau pun pascasarjana yang meraih pencapaian akademik sangat baik.
Cum laude menjadi dambaan setiap mahasiswa karena karena memang tidak semua mahasiswa bisa meraih predikat ini. Salah satu keuntungan dari mendapatkan nilai IPK cum laude adalah mudahnya melanjutkan ke perguruan tinggi selanjutnya atau pun mudah diterima kerja oleh perusahaan besar.
Syarat Menjadi Cum Laude
Umumnya syarat yang harus dipenuhi oleh seorang mahasiswa agar bisa meraih predikat Cum Laude:
1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 3.50, atau minimal 3.51 untuk standar IPK 4.00. (cara menghitung IPK sudah dijelaskan diatas)
2. Tidak ada mata kuliah yang yang diulang. Hati-hati, meskipun misalnya IPK kamu 3.91, kamu tetap tidak bisa meraih cum laude jika kamu pernah tidak lulus dan mengulang satu mata kuliah tertentu.
3. Lulus dengan tepat waktu, atau bisa lebih cepat. Normalnya, program Diploma harus ditempuh selama 3 tahun atau 6 semester sedangkan untuk program Sarjana harus ditempuh selama 4 tahun atau 8 semester.
Seberapa pentingkah IPK?
Saya baru saja lulus kuliah, pernah ikut tes kerja sana-sini dan sudah bisa merasakan sepenting apakah IPK.
Punya IPK tinggi adalah dambaan bagi setiap mahasiswa, betul? IPK itu sangat penting, sebagai gambaran hasil evaluasi dari akademik yang ditempuh selama perkuliahan.
Namun ingat! IPK bukanlah menjadi suatu kepentingan yang nomor satu. Pada kenyataannya nilai A, B, C dan seterusnya itu tidak menunjukkan atau tidak selalu menjadi identitas diri seseorang.
Banyak orang menduga bahwa dengan IPK tinggi seseorang bisa dikatakan bahwa dia orang yang pintar. Hal ini memang BENAR, tapi TIDAK SELAMANYA BENAR. Ingat, IPK bukanlah segalanya.
Di zaman modern sekarang yang serba IT, perkara nilai bisa saja dimanipulasi, terus bagaimana? Ya, hanya skill lah yang tidak bisa dimanipulasi. Kenyataannya banyak diluar sana yang mendapat nilai A tapi skill dia tidak bisa mewakili nilai tersebut.
Sudah menjadi keharusan bahwa IPK dijadikan sebagai salah satu syarat dalam seleksi pekerjaan. Saya rasa setiap perusahaan akan memberlakukan syarat minimal IPK untuk merekrut karyawan barunya. Yang alami, bagi mereka yang punya IPK tertinggi akan lebih mudah untuk lolos ke tahap selanjutnya dalam proses seleksi kerja.
Namun tetap saja, perusahaan tidak hanya melihat IPK, ada sisi lain yang juga dilihat, yaitu bidang keilmuan, pengetahuan umum, skill, dan yang paling penting adalah kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi.
Saya yakin bahwa mahasiswa pasti dilema jika dihadapkan antara dua pilihan organisasi atau IPK. Lebih penting manakah antara IPK dan organisasi?
Jika saya disuruh menjawab, maka saya akan katakan bahwa dua-duanya SANGAT PENTING. Selain pintar dan jago dalam hal akademis, kita juga harus menguasai atau paling tidak mengetahui ilmu berorganisasi.
Ketika kita terjun ke masyarakat, hal apakah yang dibutuhkan? Ya jawabnnya adalah kemampuan berorganisasi dan berkomunikasi lah yang sangat dibutuhkan, dan hal ini tidak akan didapatkan pada saat kuliah bersama dosen.
Intinya, IPK dan organisasi itu saling berhubungan dan sangat dibutuhkan. Hal yang paling penting yang harus diperhatikan adalah kuliah lah dengan baik dan jangan lupa sambil belajar berorganisasi.
Jika kita kuliah hanya berorientasi pada IPK tinggi saja (cum laude) dan tidak ada keinginan untuk bergaul di dunia organisasi, sungguh saya katakan ini adalah hal yang sangat sangat salah.
Didalam organisasi, kita akan belajar berkomunikasi sekaligus mengasah softskill. Perpaduan antara skill dan softskill serta memperluas relasi atau networking adalah hal yang sangat dibutuhkan selama di perkuliahan.
Saran dari saya sebagai seseorang yang telah merasakan hiruk pikuk perkuliahan, capailah tujuan utama kamu sebagai mahasiwa yaitu menuntut ilmu. Rajinlah kuliah, jangan terlalu banyak nongkrong sana-sini tidak jelas. Tentang IPK? Oke tidak masalah, akan menjadi nilai yang sangat baik jika IPK kamu tinggi.
Selain itu, cobalah ikut berorganisasi minimal 1 organisasi di semester-semester awal kamu masuk kuliah. Saya katakan bahwa di awal masuk kuliah itu tidak akan terlalu sibuk dengan tugas-tugas kuliah berbeda dengan mahasiswa tingkat akhir.
Janganlah menjadi kupu-kupu (kuliah pulang kuliah pulang), tapi imbangi lah kuliah kamu dengan berorganisasi. Aktif lah ikut kegiatan-kegiatan bermanfaat, seperti seminar, pelatihan, dan lain-lain yang tentunya berhubungan dengan skill atau passion kamu.
Yang jelas jangan terfokus pada salah satu saja antara hanya fokus akademik sehingga tidak ikut berorganisasi atau hanya fokus organisasi sehingga kuliah terbengkalai, awas hati-hati!
Menurut saya, capailah IPK minimal 3.00, atau jika mau lebih aman capailah 3.26. Juga jangan lupa minimal banget harus ada 1 organisasi yang diikuti dan 1 Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Yang terpenting pintar-pintarlah membagi waktu.
Semoga bermanfaat.
Mana yang Lebih Penting, Kuliah atau Organisasi?
Jika ditanya gini gimana? Yuk bisa tonton video dibawah ini.
Seorang penikmat kopi yang punya banyak mimpi dan sebentar lagi punya istri.
Kak kalo misalnya dalam pendidikan d3 saya dapat IP dengan 3.64 – 3.56 – 3.73 – 4.00 – 3.39 – 3.00 sya masih bisa cum laude nggk ?