Masih berkaitan dengan posting-an sebelumnya, kali ini saya akan berbagi pengalaman liburan ke Pantai Tiga Warna. Sebuah pantai yang sudah sangat terkenal, saya rasa setiap orang pernah mendengar namanya. Tiga Warna ini sering menjadi tujuan destinasi banyak orang, dan semua orang yang melihat keindahannya akan berdecak kagum!
Basically, saya sangat suka bermain ke alam daripada main ke mall. Alam akan memberimu ketenteraman dan kesunyian, sedangkan mall akan memberimu keramaian dan kegusaran. Baiklah, Markimul, mari kita mulai…
Weekend Trip
Untung saja Kampung Inggris memberlakukan libur pada weekend-nya, yaitu hari sabtu dan minggu. Sehingga kami atau murid yang lain pun bisa berlibur di 2 hari itu.
2 minggu di Kampung Inggris membuat kami lelah jika hanya menghabiskan waktu dengan terus menerus belajar. Sesuai dengan tujuan di awal bahwa kami ber-18 berniat untuk belibur sambil belajar. Karena belajarnya sudah berlangsung, lalu liburannya? Ya, inilah saatnya kami berlibur!
Awalnya kami berencana untuk pergi berlibur di minggu pertama, hanya saja di minggu pertama sibuk dengan program Camp. Akhirnya kami pun mengubah jadwal liburan menjadi minggu ke 2 di Kampung Inggris, dan ini hukumnya WAJIB! hahaha
Ada sesuatu yang sangat disayangkan pada liburan kali ini, ya, si calon jodoh yang didapatkan melalui Tethering Hotspot tidak bisa ikut karena sudah ada agenda terlebih dahulu. Tapi tidak mengapa, mungkin lain kali. Ya gak?
Dimanakah Pantai Tiga Warna?
Bagi kamu yang belum tahu, Pantai Tiga Warna berlokasi di Desa Tambakrejo, Sumbermanjing Wetan, Kecamatan Sumbermanjing, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berjarak sekitar 72 kilo meter dari Kota Malang dan bisa ditempuh sekitar 2 jam lebih. Seperti yang kita ketahui bahwa ada banyak sekali tempat wisata di Malang, hanya saja pantai Tiga Warna ini merupakan salah satu yang paling terkenal.
Pantai Tiga Warna terletak di kawasan rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove. Menurut informasi dari sumber setempat, terdapat setidaknya 8 pantai yang masih berada dalam satu kawasan. Dari sekian banyak pantai yang ada, ada 3 pantai yang akan kita kunjungi dengan berjalan kaki. yaitu Pantai Clungup, Pantai Gatra, lalu Pantai Tiga Warna.
Kawasan Tiga Warna ini merupakan wilayah konservasi yang sangat dijaga kelestariannya. Pengunjung yang datang pun sangat dibatasi, pengelola kawasan di sana hanya memperbolehkan 100 pegunjung saja setiap harinya. Ketat banget bukan? Ini semua demi kelestarian alam bro.
Perlu diketahui bagi kamu yang ingin berlibur ke Pantai Tiga Warna ini terlebih dahulu harus melakukan Booking. Pemesanan harus dilakukan 2 minggu sebelum keberangkatan, bisa dengan menghubungi pihak pengelola di sana.
Jangan lupa juga ada aturan yang diberlakukan di sana. Pihak pengelola melakukan penjagaan dengan sangat ketat, jadi segala barang yang kamu bawa akan dicek sebelum masuk ke kawasan pantai. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan tepat di pos 1. Seluruh bawaan anda akan dicatat secara mendetail baik makanan, minuman, hingga tissue sekalipun.
Ketika pulang, barang bawaan kamu akan di cek kembali oleh petugas. Barang bawaan kamu harus sama jumlahnya seperti ketika kamu masuk, tidak boleh lebih atau pun kurang. Ada denda yang berlaku jika kamu meninggalkan sampah atau mengotori lingkungan, yaitu akan dikenai denda sebesar 100 ribu rupiah.
Kediri to Malang
Kami ber-18 berangkat ke Pantai Tiga Warna dengan menyewa Travel. Satu mobil travel pun cukup untuk membawa kami ke sana, meskipun sedikit berdesak-desakan hehe. Tapi tidak mengapa, karena kami adalah KEBERSAMAAN.
Sabtu, jam 5.00 kami bergegas dari Camp masing-masing untuk berkumpul di salah satu tempat yang sudah kami sepakati bersama. Namun tidak seperti yang kami harapkan, salah satu teman kami ada yang terlambat bangun. Tapi karena solidaritas kami sangat tinggi, jadi kami masih memberi toleransi kepadanya hehe.
Tepat jam 5.05, mobil travel pun datang menjemput kami di tempat yang sudah kami sepakati tersebut. Hanya saja kami belum bisa berangkat karena masih ada teman kami yang masih bersiap-siap. Kami pun menunggu hingga jumlah kami lengkap. Ya, itulah persahabatan.
Sekitar jam 5.30, lengkap sudah jumlah kami. Kemudian kami melakukan briefing dan do’a bersama agar diberikan kelancaran dalam perjalanan.
Kami berangkat dengan penuh suka cita. Tidak dipungkiri lagi, gelak tawa para remaja yang haus akan kasih sayang ini menghiasi sepanjang perjalanan. Bapak supir yang berkumis tebal dengan senang hati bersedia mengantarkan kami ke Tiga Warna.
Cuaca Kediri begitu mendukung kami untuk berangkat kesana. Awan di langit seakan terpinggirkan, tidak ada kapas putih terhampar di sana. Langit begitu cerah dan warna biru terhampar luas di atas sana. Matahari pun bersinar dengan cerianya menemani sepanjang perjalanan.
Kota Malang, sebuah kota yang kami lewati. Cuaca yang sejuk, jalan yang mulus, serta rimbunan pohon-pohon di pinggir jalan melambai-lambai seakan ingin bercerita dengan kami. Senyum para warga yang membuat hati kami luluh dan seakan mengundang untuk sekedar bercengkerama dengan mereka.
Bangunan-bangunan berbaris di setiap lokasi, membuat kami terpancing untuk singgah sekedar meminum secangkir kopi di sana. Pesawahan dan perkebunan masih terjaga dengan asri. Ya, inilah kali pertama saya menginjakkan kaki di Kota Malang.
Beberapa lama setelah Kota Malang, kami mulai masuk ke daerah Kabupaten. Jalan mulai menunjukkan keindahan kelokannya. Tak bisa ditahan, kami pun bergoyang-goyang di dalam mobil mengikuti irama jalan yang kami tempuh.
Hutan dan Lembah Ku Lalui
5 jam sudah kami lalui, tibalah kami di sebuah tempat yang kami tuju. Sebuah kawasan yang tidak terlalu jauh dengan bibir pantai. Tempat ini merupakan pos di mana kami harus memarkirkan kendaraan. Layaknya sebuah pos, dari sini petualangan menuju Tiga Warna akan dimulai.
Kami pun memarkirkan mobil, dan membawa barang secukupnya saja sebagai perlengkapan diperjalanan. Kemudian kami berjalan ke pos selanjutnya, ditempuh hanya sekitar beberapa menit saja.
Tiba di pos tersebut. Diperiksalah barang bawaan kami, pemeriksaan yang dilakukan yaitu bermaksud untuk menghindari kerusakan alam. Barang-barang yang mengandung plastik, kaleng, dan barang anorganik lainnya dihitung. Nanti ketika kembali dari Tiga Warna, barang yang dibawa pergi dan dibawa pulang harus tetap berjumlah sama. Bertujuan agar tidak meninggalkan sampah sedikitpun di kawasan Tiga Warna.
Dari pos ini kami mulai memasuki kawasan hutan mangrove. Sepanjang perjalanan kami bukan lagi menginjak aspal, tapi yang kami injak adalah pasir pantai. Kiri-kanan berderet pohon mangrove yang indah yang sama sekali tidak akan dijumpai di daerah kota.
Beberapa menit kemudian tibalah di sebuah pantai, bernama Pantai Clungup. Pantai yang tidak begitu indah, dan hanya dijadikan sebagai tempat singgah saja. Sekejap kami singgah di pantai ini dan mencoba berfoto ria. Ya, lumayan bagus untuk diupdate ke media sosial.
Tidak butuh waktu lama untuk singgah di pantai Clungup, karena kami tidak sabar untuk segera menuju Pantai Tiga Warna. Terimakasih Clungup, terimakasih atas jamuannya, terimakasih telah memepersilahkan kami untuk singgah walau hanya sekejap.
Lanjutlah perjalanan kami, dan setelah beberapa menit berjalan kami tiba di sebuah pantai yang lebih indah dari pantai sebelumnya (Clungup). Pantai ini memiliki pasir yang putih, air yang jernih, dan gelombang yang tenang, and you can call him Pantai Gatra.
Sama halnya dengan Pantai Clungup, Pantai Gatra ini juga hanya dijadikan sebagai tempat persinggahan. Namun sedikit berbeda dengan Clungup, di sini kami dibikin lebih nyaman, dan kami lebih tenang dibuatnya. Terimakasih Gatra, maaf kamu bukan yang aku inginkan.
Meskipun sudah nyaman di Gatra ini, tapi kami tidak butuh waktu lama di sana. Kami hanya punya waktu sedikit di Tiga Warna, karena pengunjung tidak boleh lebih dari jam 5 sore. Hingga akhirnya kami bersegera untuk melanjutkan perjalanan menuju Pantai Tiga Warna.
Jatuh Cinta!
WOW! WOW! WOW! Mungkin inilah salah satu kata yang dapat mewakili saat pertama kali kamu melihat dirinya. Ya dirinya, Pantai Tiga Warna. Senyuman bibir pantai akan menyambut kamu. Indah parasnya, manis senyumnya, sejuk tiupannya, yakin akan membuatmu JATUH CINTA!
Jika kamu tidak merasa jatuh cinta, berarti hati kamu keras bro. Bagaimana kamu bisa mencintai seseorang dengan tulus, jika pada alam saja kau tak cinta.
Kalimat “Masya Allah” pun akan kau ucapkan atas kekaguman ciptaan Allah itu. Ucap syukur pun akan selalu kamu lontarkan. Sangat cocok bagi kamu yang ingin ber-tadabur alam.
Kegiatan menarik selain mengagumi panorama alamnya adalah bercengkrama dengan keindahan bawah laut. Air lautnya yang jernih, berbagai jenis biota laut pun hidup di dalamnya sebagai penrhiasan dirinya.
Terumbu karang di laut Pantai Tiga Warna sangatlah cantik. Berenang adalah salah satu cara kamu bermain dengannya. Kasihi dan sayangi dia, jangan pernah melukai hatinya. Cobalah berenang dan temukan ikan-ikan cantik yang ada didalamnya. Temani mereka dan JANGAN SAMPAI MELUKAINYA!
***
Nikmatilah alam tanpa merusaknya. Ambilah hasilnya tanpa berlebihan. Kasihilah tanpa pernah melukainya. So, JATUH CINTALAH PADA ALAM, KARENA ALAM TIDAK AKAN PERNAH SELINGKUH DARIMU.
Seorang penikmat kopi yang punya banyak mimpi dan sebentar lagi punya istri.