Become The Second Winner of MIPA OPEN 2016

Kala itu memasuki semester 7, aku sedang dalam masa penyusunan skripsi. Mumet memang ketika kita harus terus-terusan berhadapan dengan skripsi. Deadline, revisi, bimbingan, adalah hal yang muak bagi mahasiswa tingkat akhir.

Second winner
bola.com

Main dan nongkrong bersama teman merupakan obat yang mujarab untuk menghilangkan ke-stres-an saat masa penyusunan skripsi. Untung saja ada sebuah event kampus yang bisa ku ikuti, agar tidak mumet-mumet amat sama skripsian.

What is MIPA OPEN?

Unit Badminton tingkat fakultas bernama SCABA mengadakan sebuah event perlombaan yang diadakan setiap tahun. SCABA sendiri merupakan kependekan dari Science Badminton, berada di bawah koordinasi Kementerian Minat dan Bakat BEM KEMA FMIPA UNPAD 2016.

second winner
pixabay.com

Lomba tahunan tersebut bernama MIPA OPEN, dan pada saat itu event ini bernama MIPA OPEN 2016. Meskipun namanya MIPA OPEN, tapi lomba ini tidak hanya untuk Fakulats MIPA saja melainkan mengundang dua fakultas lain yaitu Fakultas Farmasi dan Fakultas Teknik Geologi.

SCABA rutin sekali mengadakan lomba ini setiap tahun untuk memfasilitasi mahasiswa yang memiliki talenta di bidang badminton. Ada tiga kategori yang dilombakan, yaitu Single Putra, Ganda Putra, Single Putri.

MIPA OPEN ini dikelola sendiri oleh SCABA, kepanitiaan yang dibentuk pun biasanya dari internal SCABA. Ketuanya dipilih langsung oleh Ketua SCABA atas persetujuan pihak BEM KEMA FMIPA UNPAD.

Setiap tahun lomba ini banyak sekali pendaftarnya, setiap fakultas selalu saja mengirimkan rata-rata 10-20 orang pemain. Panitia bahkan kewalahan untuk membuat jadwal pertandingan ditambah lagi waktu yang sangat terbatas.

My Short Story About Badminton

Olahraga adalah salah satu hobby bagiku, selain membuat tubuh sehat, olahraga juga bisa mengurangi rasa stres akibat kesibukan sehari-hari.

Ada banyak olahraga yang aku sukai, namun ada satu olahraga yang memang sudah menjadi sahabatku sejak kecil. Yes, it’s Badminton. Aku mulai belajar badminton sejak usiaku menginjak 7 tahun, atau tepatnya saat itu aku baru kelas 2 Sekolah Dasar.

second winner
pixabay.com

Saat itu aku diperkenalkan dengan badminton oleh ayahku. Kemudian setiap hari aku selalu dilatih oleh ayah atau pamanku, karena mereka juga merupakan salah satu atlet badminton. Awalnya memang sulit sekali untuk memegang raket dan memukul shuttlecock namun lama kelamaan aku mulai bisa, aku mulai terbiasa berlatih badminton.

Baca Juga Dong  3 Makna di Balik Sikap Pria yang Wajib Diketahui Oleh Ladies

Setiap sore selepas pulang sekolah, aku terus berlatih, karena pada saat itu ayahku menginginkan aku menjadi atlet badminton tingkat kabupaten. Hanya saja harapan itu gagal, aku tidak terlalu jago dalam permainan ini meski sudah lama berlatih.

Memasuki dunia SMP, aku sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan baik di sekolah, desa, bahkan kabupaten sekalipun. Hanya beberapa kejuaraan saja yang bisa aku menangkan, selebihnya aku kebanyakan kalah. Huhu… Bukan karena main jelek, tapi karena memang kemenangan tidak berpihak pada diriku ini.

Beranjak SMA aku mulai sibuk dengan kegiatan-kegiatan sekolah yang aku ikuti, sehingga sulit sekali untuk ikut kejuaraan badminton. Bahkan untuk sekedar bermain atau berlatih biasa saja sangat susah, hingga akhirnya tingkat kejagoanku menurun. Waduh!

Meski begitu, sesekali aku masih menyempatkan waktu untuk sekedar main badminton bersama teman sekelas atau bersama tetangga. Hanya perlombaan tahunan sekolah aja yang aku ikuti, itu pun lawannya hanya teman satu sekolah, tapi not bad lah hehe.

Why I Joined That Event?

Karena badminton sudah menjadi bagian dari diriku, maka aku pun tidak selamanya melepas hal itu meski dengan sejuta kesibukanku. Badminton itu memberi kesenangan tersendiri bagiku saat aku berada di lapangan, memegang raket, dan memukul shuttlecock. Ya memang, bahagia itu sederhana.

Berdasarkan kecintaanku terhadap badminton, aku memutuskan untuk ikut lomba MIPA OPEN 2016. Bukan hanya sebatas ikut memeriahkan, tapi aku merindukan sebuah kemenangan. Saat itu ada sebuah target yang aku catat, dimana sebelum aku lulus harus pernah menjuarai salah satu kejuaraan badminton baik itu di kampus sendiri maupun kampus lain.

second winner
pixabay.com

Ku ambillah selembar kertas dan kusiapkan fotokopi KTM untuk mendaftar menjadi peserta perlombaan. Ku isi dan ku kumpulkan kepada panitia penyelenggara.

Awalnya aku mau mendaftar sebagai pemain single, hanya saja aku sadar umur. Usiaku sudah 21, yang berarti bahwa tingkat staminaku mulai berkurang haha. Bukan takut kalah, hanya memberi kesempatan kepada pemain muda, biar ada regenerasi lah hehe. Maka dari itu aku mendaftar sebagai pemain double bersama satu temanku yang juga skill-nya tidak jauh berbeda denganku.

Baca Juga Dong  Pengalaman Skripsi Part 2 | The Golden Ticket for The Graduation Day

How Can I Become The Second Winner?

Sekitar 2 minggu setelah mendaftar, pertandingan pun dimulai! Jadwal pertandingan telah tersusun dengan rapi hasil kerja keras para panitia. Bagan pertandingan pun tertata dengan baik, sistem pertandingan menggunakan sistem gugur.

Ada sedikit pesimis ketika melihat bagan pertandingan, lawan-lawan yang waktu itu akan aku hadapi adalah mereka para jagoan di fakultas masing-masing. Namun semaangatku tidak terbawa luntur, jiwa pemenang aku terus membara.

second winner
bola.liputan6.com

Aku dan partnerku harus melewati 5 pertandingan untuk menuju final. Lawan kami di pertandingan awal yaitu masih satu fakultas, dan pertandingan terlewati dengan mantap, bukan karena lawan kami jelek, tapi karena semangat kami lebih menggebu daripada mereka. Kemanangan pertama pun kami dapatkan! YESSSS!!!

Hari selanjutnya menuju pertandingan kedua, lawannya berasal dari Fakultas Geologi. Kami tidak cukup informasi mengenai lawan kami ini, hanya saja kami tetap tidak boleh meremehkan lawan. Permainan cukup sengit, lawan kami memiliki permainan yang bagus. Tapi pada akhirnya pertandingan pun terlewati, dan kemenangan kedua pun kami peroleh!

Next day, pertandingan ketiga, lawan kami selanjutnya ini dari Fakultas MIPA, dan sayang sekali tidak terlalu kenal, sehingga kami tidak tahu bagaimana cara main mereka. Kali ini pertandingan masih kami lewati, kemenangan masih memihak pada kami.

Next match, lawan kami dari Fakultas Farmasi, mereka bermain cukup bagus, tapi maaf, kami lebih bagus hehe. Akhirnya kami menang atas mereka.

The Next is Semifinal Day! Lawan kami masih dari Fakultas MIPA. Agak sedikit gugup di pertandingan ini, karena ada sedikit tekanan bahwa kami harus masuk final. Tapi karena mental juara kami masih ada dalam darah ini, maka kami tidak gentar! Kami pun bermain dengan sangat cerdik dan hati-hati. And… We win again! So I faced the FINAL MATCH! WOW!

And here is the day! The day that I was waiting for! Kali ini lawan kami dari Fakultas Geologi, dan terkenal jago. Kami sudah pesimis sebelumnya, tapi hati kami berkata bahwa di lapangan itu gak ada yang gak mungkin. So, kami cobamelawan dengan segala kekuatan kami, tapi ternyata kali ini kemenangan tidak berpihak pada kami.

Baca Juga Dong  Pengalaman ke Kampung Inggris, 1 Bulan Dapat Ilmu dan Calon Jodoh

We lost at the Final Match, but I was not dissapointed because that was my new experience, I can’t forget that moment.

What Is The Medal of That Event?

Juara satu mendapatkan medali emas dan sejumlah uang tunai. Juara dua mendapatkan perak dan sejumlah uang tunai.

second winner
svetloba.si

Medali perak, merupakan medali terakhir yang ku dapatkan di masa kuliah. Sejumlah uang tunai pun aku dapatkan dari perlombaan ini. Kami pun berterimakasih kepada teman-teman yang sudah mendukung dari awal. Juga kepada semua pihak yang telah mendukung terlaksananya event ini.

Ini adalah pengalaman berharga bagiku, sekaligus pengalaman indah di akhir masa kuliahku. Aku senang meskipun hanya menjadi runner up. Setidaknya targetku untuk sampai ke final telah tercapai. Aku Bangga, Aku indonesia.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.